Kamis, 07 Juli 2016

Ornament | Rotan

Rotan Mengarungi Zaman
By Kevin
HUTAN kita memeram harta karun alam yang amat melimpah. Hal itu kemudian memancing pembabatan hutan yang kini terasa mengiris hati. Salah satu hasil hutan Indonesia yang nilai ekonominya selangit adalah rotan.
Tanaman yang menjadi bahan baku furniture ini banyak tumbuh di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan NTB,NTT. Dari kelima pulau tersebut, Indonesia mampu mencukupi 70% kebutuhan rotan di dunia.
Namun, sejumlah catatan media menunjukkan kondisi yang memprihatinkan, yakni negara Indonesia hanya memasok rotan sebagai bahan baku, bukan rotan dalam bentuk furniture siap pakai. Bahan baku tersebut kemudian diolah sendiri oleh negara pengimpor sesuai kebutuhan mereka. Hasilnya kemudian dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.
Furniture berbahan rotan tak pernah ketinggalan jaman. Gaungnya mungkin tak selantang beberapa tahun lalu. Akan tetapi, dengan desain yang lebih modern, furniture dari rotan dapat terus mengarungi zaman.
Sifat rotan yang liat memungkinkan diolah menjadi beragam furniture dengan tema-tema modern. Fungsinya juga beragam, mulai dari kusi makan, meja kopi, hingga sofa. Rotan pun oke bila dipasang pada ruangan bergaya minimalis natural

Harga furniture dar irotan juga leibh bersahabat disbanding kayu. Apalagi saat ini kayu menjadi material yang semakin langka. Kayu yang dijual secara legal harganya bisa selangit. Sementara itu, memakai kayu yang illegal sama halnya dengan melakukan perbuatan amat tercela.
Daripada kayu, rotan juga juah lebih lentur sehingga mudah untuk dimodel. Untuk menciptakan sebuah desain yang artistic, kayu perlu dipahat atau dibubut yagn kemudian menghasilkan limbah. Limbah kayu tak selalu bisa dimanfaatkan lagi. Sementara rotan, setiap bagiannya bisa dipakai.
Dalam hal perwarnaan, rotan tidak kehilangan karakternya meski dipoles warna putih ,hitam, coketlat, bahkan biru, sedangkan kayu justru tampak murahan bial diberi pewarna.
Perajin furniture di luar negeri mengakui rotan adalah material yagn apik sehingga mereka lebih meyukai rotan mentah. Kita sebaiknya berhati-hati agar jangan sampai industry rotan domestic kekurangan bahan baku akibat kebanyakan diekspor.