PROPERTY

PERSPEKTIF PROPERTI | Membangun Infrastruktur dengan Hati by Abun Sanda



ADA beberapa hal yang sangat mengesankan ketika saya melakukan perjalanan darat dari New York ke Washington DC, pekan lalu. Pertama perjalanan dengan kecepatan rata-rata 120 km per jam, dan mas tempuh empat setengah jam itu berlangsung sangat nyaman. Jalan tolnya mulus, lebar, empat sampati enam lajur. Di beberapa lokasi, jalan tolnya bahkan masing-masing dua jalur sehingga perjalanan sangat mudah dan asyik.

Di sepanjang kiri dan kanan jalan, penuh dengan hutan lebat. Sebagian pohon sudah mulai memunculkan daun-daun muda dengan warna sangat impresif. Inilah salah satu keistimewaan negar dengan empat musim. Menjelang musim gugur, daun pohon menguning, kecoklatan kemudian rontok. Proses kuning-coklat-gugur lalu tumbuh kembali itu selalu memberi pemandangan sendiri-sendiri yang sangat dahsyat, ketika pohon-pohon tersebut mulai berdaun kembali, juga memberi impresi luar biasa. Ada yang memunculkan bunga lebih dulu, atau warna daun pink, putih, kuning dan sebagainya.

Kedua, tepi tol tidak hanya diapit hutan lebat, tetapi sebagian diperkuat dengan dinding dengan tinggi tiga sampai dua belas meter. Dindin-dinding dan hutan lebat itu untuk meredam kebisingan yang sangat, yang dihasilkan oleh deru kendaraan.

Ketiga, tertib lalu lintas sangat menonjol. Saya tidak pernah melihat ada kendaraan yang menyalip sembarangan . Rata-rata kendaraan menaati batas kecepatan, sesekali ada yang melesat dengan kecepatan di atas 150 km per jam, tetapi ini jarang terjadi. Kalu pun terjadi sudah ada polisi lalu lintas negeri Paman Sam itu yang segera mengejar para pelanggar peraturan berlalu lintas itu.

Keempat, nah ini dia, mobil yang lalu lalang, rata-rata mobil bagus. Rolls Royce, Ferrari, Bentley, Hummer, Jagtuar, Lincoln, Audi, limosin, Mercedes, BMW berseliwerean dengan elegan di jalan bebas hambatan itu. Tidak tampak mobil rongsokan, super butut atau tidak terawat sebagaimana kita kerap lihat di jalan-jalan tol jakarta dan sekitarnya. Sebagian mobil yang lalu lalang bahkan menggunakan bak terbuka sehingga memberi pemandangan yang mencerahkan. Apalagai kalau pengguna mobil terbuka tersebut adalah anak-anak muda yang rupawan dan ganteng. Ketika melaju dengan mobil mewahnya, mereka ibarat pangeran dan putri dari kerajaan kaya raya.

Sejumlah negar, sebuahtlah misalnya Malaysia dan Singapura, juga memiliki pemandangan menakjubkan di jalan tol. Jalanlah misalnya dari Singapura ke Malaka, kecepatan 100 km per jam dan masa tempuh tiga jam, hutan lebat tampak di hampir seluruh jala nbebas hambatan tersebut. Malaysia , juga Singapura, benar-benar sukses menunjukkan komitmen tinggi menjaga wilayahnya dari jarahan proses penggurunan. Pohon-pohon lebat, khas negeri hutan tropis tampak di seluruh penjuru.



Empat aspek ini di jalan raya New York menuju Washinton Dc ini diutarakan bukan dengan maksud meniru-niru Amerka Serikat, tetapi sebagi inspirasi atas hal-hal yang tampaknya sangat baik. Alangkah inginnya kita melihat seluruh jalan tol di Jakarta dan di provinsi lain menggunakan hutan sebagai sabuk jalan tol. Hutan ini bermanfaat meredam keriuhan yang ditimbulkan oleh hiruk-pikuk kendaraan. Adapun jalan tol kita, kecuali jagorawi (yang dibangun ketika rezim Soeharto masih bagus), umunya telanjand dan tandus. Aneh, kita kok tidak berpikir untuk membangun sabuk menakjubkan dari kerindangan pohon. Aneh, kta suka berjargon menanam sejuta pohon. tetapi nyatanya etalase kita yang di antarnya berada di jalan tol, centang petentang.



Kita pun tidak berpikir membangun tembok di ats empat meter untuk meredam kebisingan masuk kawasan pemukiman. Kita tidak sadar bahwa sebagai negara beradab kita perlu membangun tembok semacam itu. Kita lupa bahwa warga yang teganggu oleh kebisingan tol itu, yang not bene adalah warga kita sendiri, inilah konstituen dari para pejabat yang berkuasa.



Para pengembang yang mengembangkan perumahan di sisi-sisi jalan tol perlu berpikir untuk mendirikan dinding lebih tinggi untuk melindungi warganya dari kebisingan. pembangunan dinding itu pasti membaswa dampak sangan positif bagi perumahan itu. sendiri. Pemasaran, penjualan dan estetika komolek perumahan menjadi makin baik.


Sejumlah proyek perumahan dan aprtemen kini dibangun di tepi jalan tol. Tetapi belum tampak keseriusan seluruh pengembang untuk membangun infrastruktur pelindung warga perumahan. jangankan tembok, membangun hutan sebagi sabuk perumahan pun belum tampak.