





Tinggal di tepi pantai juga memungkinkan seseorang memiliki kapal pribadi, seperti yang dapat kita tonton di kawasan Pantai Mutiara. Rumah-rumah elite bisa didesain memiliki dermaga untuk mengikat kapal-kapal pesiar mini itu.
Di Jakarta Utara, ada jalan tol yang menghubungkan semua tempat penting di Jakarta. Berdiri pula sejumlah mal yang memayungi tempat belanja dan hiburan keluarga. Sarana pendidikan juga tak jadi soal. Angkutan kotanya pun lengkap, mulai dari mikrolet, metromini, hingga bus Transjakarta.
Tren porperti tepi laut juga bergulir di kota-kota bisnis selain Jakata. Contohnya di Surabaya, yang pembangunan huniannya terjadi secara progresif di pesisir timur Kota Pahlawan itu.
Batam tak mau ketinggalan. Kota yang pembangunannya acap dipengaruhi Singapura itu, juga gencar meluncurkan mega proyek hunian bernuansa pantai. Di Pulau Dewata bahkan sudah jauh lebih masif. Kawasan Kuta, Nusa Dua, Sanur, dan sekitarnya telah disesaki resor, hotel,aprtemen, dan kondotel.
Yang jelas, rumus sederhana untuk membeli properti itu adalah melihat "lapisan" lingkungannya. Misalnya, satu kilometer, dua kilometer tersedia kompleks kuliner, hingga di kilometer selanjutnya berdiri perkantoroan.