Artikel oleh Abun Sanda di sadur Ulang oleh Kevin
Monument atau patung-patung tersebut menjadi ikon kota dan membuat warganya bangga bahwa mereka mempunyai ikon yang sangat berkelas. Warga dunia pun bisa ikut menikmati peninggalan-peninggaln bersejarah itu.
Atau, kalau sedang ke bandara Dulles Washington DC, lihatlah di sejumlah dinding. Selalu terdapat foto-foto yang luar biasa. Tampak benar bahwa aneka foto tersebut dikerjakan dengan cita rasa seni amat tinggi. Praktis ia membangun suasana yang sangat nyaman di bandara yang ramai tersebut.
Saya berpikir mengapa kita tidak melakukan hal yang samaya. Patut diakui, ada juga sih sejumlah bandara yang memasang foto di dinding-dinding bandara tetapi kesannya kok seadanya saja. Foto foto tersebut kalau dikerjakan lebih serius, dan dengan selera tinggi, akan jauh lebih menarik.
Kita kerap mengabaikan hal-hal kecil, padahal biasanya justru dari hal-hal kecil itu muncul mahakarya yang menakjubkan.
Di kota-kota dunia, banyak pula terdapat hal-hal kecil yang sangat menyentuh selera seni. Di kota Washington DC, terdapat banyak peninggalan masa silam yang tdak saja sukses merekam jejak sejarah, tetapi member warna dominan pada negeri adi daya itu. Tugu di dekat Gedung Putih yang menjulang tinggi ke langit misalnya, member kesan kota adi daya. Atau lihatlah patung liberty di Liberty Island, New York. Alangkah elok patung hadiah rakyat Perancis kepada Amerika Serikat (28 Okotober 1886). Patung ini sungguh menarik sehingga menyaingi gedung-gedung pencakar langit di kota tersibuk di dunia itu.
Banyak hal bisa dilakukan untuk membuat sebuah kota amat menarik. Washington DC misalnya, tidak hanya berisi monument kelas satu dunia, gedung masyhur, taman amat luas, dan karya-karya seni spektauler, tetapi juga peduli pada hal-hal yang kecil. Reiling-reiling di tepi jalan selalu digantung kembang aneka warna. Lampu-lampu penerangan jalan dikerjakan dengan selera seni tinggi sehingga ia selalu tampak menyentuh rasa. Lampu-lampu itu tetaplah dengan fungsinya sebagai alat penerangan, tetapi Karena bentuknya menarik, dan dipasang di tempat strategis, maka lampu-lampu itu tampak sangat fantastis. Atau tempat duduk dari batu granit di sejumlah pedestrian kota.
Atau lihatlah Monumen Nasional (Monas). Monument itu akan terasa sekadar tonggak tinggi kurus kalau di pucuknya tidak ada emas 50 kg. emas itu menjadi factor signifikan yang menawan perasaan public. Emas itu, kalau ditinjau pada aspek lain akan member makna luas dan dalam, sebutlah misalnya symbol elan yang berkobar, kejayaan dan bahkan ikon Jakarta.
Atau kalau sedang melintas di kawasan Harmoni, perhatikanlah patung Hermes di atas jembatan Harmoni. Patung itu kecil saja, tetapi kalau kita memandang dan mengamatinya lebih seksama akan tampak betapa eloknya patung yang dikerjakan pada abad 18 itu. Ia member warna dominan pada salah satu kawasan paling sibuk di ibu kota tersebut.
Kalau sedang iseng, dan lewat di Budaran HI, perhatikanlah patung selamat datang di puncak bundaran itu. Sepintas lalu, patung yang selesai dikerjakan tahun 1962 tersebut biasa saja. Tetapi kalau diamati lebih lama, tampak betapa menarik dan bermakna patung karya arsitek Henk Ngantung dan Edhi Sunarso di jantung DKI Jakarta itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar